22 April 2025 - 20:36
Source: Parstoday
Bernegosiasi dari posisi yang kuat; Reaksi pengguna X terhadap perundingan Iran-AS di Roma

Pada 19 April 2025, babak kedua perundingan nuklir antara Republik Islam Iran dan Amerika Serikat digelar di Roma, Italia.

Para analis yakin bahwa perundingan nuklir Iran-AS di Roma merupakan upaya diplomatik untuk mengurangi ketegangan dan menyelesaikan perbedaan.  Mereka melihat negosiasi ini sebagai kesempatan untuk membuktikan hak Iran untuk memiliki program nuklir damai dan mencabut sanksi ilegal. Menurut Parstoday, seorang pengguna di jejaring medsos X bernama Ali menulis tentang hal ini: "Negosiasi Roma menunjukkan bahwa Iran duduk di meja perundingan dengan penuh wibawa. Hak nuklir kita adalah garis merah! Amerika harus mencabut sanksi, jika tidak, tidak akan ada kesepakatan."

Pengguna jejaring X lainnya bernama Rahmatollah Bigdeli juga merujuk pada putaran kedua perundingan Iran-AS dalam sebuah tweet dan berkata: "Inisiatif Rahbar dalam menciptakan kesatuan pendapat dalam arah kepentingan nasional telah menjadi terobosan. Ketika semua pilar sistem sepakat pada jalur ini dan rakyat bersatu dan bahagia, itu berarti sistem (pemerintah), bangsa, dan negara berada di jalur yang benar."

Netizen lain bernama Javad juga menulis: Perundingan Roma yakni Iran menunjukkan kepada Amerika dan Israel bahwa kekuatan mereka tidak cukup mengintimidasi kita. Kami akan mempertahankan pengayaan uranium sebesar 60 persen dan sanksi akan dipatahkan.

Nazi, pengguna X berbahasa Persia lainnya, menambahkan: "Negosiasi Roma adalah panggung untuk kehormatan Iran! Kita semua harus mendukung tim negosiasi kita. Bukan optimisme buta atau pesimisme murni. Energi nuklir adalah hak kita dan saya berharap hak ini akan dipertahankan dengan tegas."

Yaser Aghaei juga menulis: "Tidak ada sikap keras yang ditunjukkan oleh Steve Whittaker, kepala delegasi Amerika, dan tim pendampingnya dalam negosiasi dengan Iran. Pendekatan ini sama sekali berbeda dari posisi resmi dan sombong pemerintahan Donald Trump terkait Iran."

Ahmad Zeidabadi juga mencuit dengan judul "Penundaan yang mencurigakan!" Ia menulis: "Pejabat Amerika belum memberikan komentar apa pun tentang suasana yang terjadi dalam putaran kedua negosiasi dengan pejabat Republik Islam di Roma. Penundaan mereka agak mencurigakan, tetapi fakta bahwa putaran ketiga negosiasi telah dijadwalkan menunjukkan harapan untuk masa depan."

Mahdieh Aliyari juga mengatakan: "Pembicaraan Roma hanyalah bagian dari upaya diplomatik Iran yang ekstensif." Sambil menjaga persatuan internal, tim negosiasi harus didukung sebagai perwakilan Iran. Iran tidak terisolasi, dan siklus nuklir damai adalah garis merah kami.

Tiga poin penting yaitu mempertahankan program nuklir Iran, bernegosiasi dari posisi yang kuat, dan percaya kepada tim negosiasi dapat dianggap sebagai pendapat terpenting pengguna X dalam putaran negosiasi kedua. (MF)

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha